Monday, November 29, 2010

CARA MENGENDALIKAN DAN MERUBAH PERASAAN

Mengapa kita harus mengendalikan perasaan kita?Ada hasil penelitian yang menunjukkan bahwa manusia mempunyai sebanyak 60.000 pikiran dalam sehari. Tentu tidak mudah untuk memilah pikiran mana yang positif dan mana yang negatif dari sekian puluh ribu pikiran tersebut.
Ada cara yang paling mudah untuk mengetahui pikiran mana yang positif dan pikiran mana yang negatif yaitu lewat PERASAAN (EMOSI).Bob Doyle – salah satu tokoh dalam film The Secret – mengatakan bahwa emosi adalah hadiah yang luar biasa, yang membuat kita mengetahui apa yang kita pikir. Intinya jika perasaan kita senang, gembira, bersyukur berarti pikiran kita sedang berada di area yang positif. Jika perasaan kita sedih, cemas, gelisah, takut, iri hati, dlsbnya berarti pikiran kita sedang berada di area yang negatif.
Perasaan “GOOD” –> Berpikir yang “GOOD” –> Menarik hal-hal yang “GOOD”Perasaan “BAD” –> Berpikir yang “BAD” –> Menarik hal-hal yang “BAD”Perasaan yang baik akan menghasilkan pikiran yang baik. Pikiran yang baik diwujudkan dalam bentuk perkataan dan perbuatan yang baik. Perkataan dan perbuatan yang baik jika dilakukan secara rutin akan menjadi kebiasaan yang baik. Kebiasaan yang baik ini akan membentuk watak/ karakter yang baik pula. Dan inilah yang menentukan masa depan kita.
Kira-kira begitu cara kerjanya.Contoh : Jika pagi hari kita bangun dengan perasaan / mood yang negatif karena habis dimarahi atasan pada hari sebelumnya, maka pikiran kita kurang lebih akan berkata : “Ah, hari ini saya malas kekantor. Terlambat sedikit ga pa pa lah.”, “Hari ini saya ijin saja karena lagi ga mood.”, ataupun jika tetap berangkat ke kantor maka dilakukan dengan setengah hati.
Sesampai di kantor, jika mood initetap dipertahankan maka perkataan dan perbuatan di kantor pasti akan negatif, misalnya : gosip menjelekkan atasan, menjelekkan kondisi perusahaan, dll. Jika perbuatan dan perkataan ini tetap dipertahankan selama seminggu maka akan menjadi kebiasaan. Jika tidak gossip menjelekkan atasan, rekan kerja, perusahaan rasanya seperti ada yang kurang. Lebih mudah untuk membentuk karakter yang negatif daripada yang positif. Setelah ini menjadi karakter yang negatif, maka bisa dipastikan kita akan diperhatikan oleh orang lain (atasan, rekan kerja, bawahan).
Anda kemudian bisa menjawab sendiri, masa depan orang tersebut kira-kira seperti apa?! :) Padahal awal mulanya hanya dari “perasaan”.Pikiran dan Perasaan Anda membentuk hidup Anda. Akan selalu begini. Pasti! – Lisa Nichols.

Cara merubah perasaan kita!

1. Merubah GERAK
Coba Anda praktekkan ketika bangun pagi, Anda merasa malas untuk bangun, walaupun mata masih tertutup, Anda paksakan bangun (JANGAN LUPA UNTUK S.E.N.Y.U.M. dan BERSYUKUR terlebih dahulu) dan lakukan lompat-lompat kecil selama 10-15 menit. Kira-kira setelah itu Anda akan lanjut tidur lagi? NO, Anda akan langsung ke kamar mandi untuk bersiap-siap ke kantor. Alasan : karena gerak yang Anda lakukan merangsang aliran darah untuk lebih lancar mengalir ke seluruh pembuluh darah dalam tubuh dan ke otak dan membuka pori-pori tubuh untuk mengeluarkan keringat.Gerak tubuh orang bersemangat bisa Anda bedakan dari gerak tubuh orang yang tidak bersemangat. Jadi jika Anda sedang tidak bersemangat, coba ubah gerak tubuh Anda menyerupai gerak tubuh orang yang bersemangat : berjalan cepat, kepala tidak menunduk, dada membusung, senyum. Ini akan membuat perasaan Anda dari tidak bersemangat menjadi bersemangat (lebih ceria).

2. Merubah FOKUS
Coba Anda lakukan hal ini ketika Anda sedang merasa negatif / bad mood : Ubah fokus kita ke hal-hal atau pengalaman-pengalaman yang menyenangkan / lucu / gembira / positif. Saya selalu membayangkan keberhasilan-keberhasilan yang telah saya capai di masa lampau dan kegembiraan-kegembiraan karena kesuksesan yang akan saya capai di masa yang akan datang jika pikiran dan perasaan saya sedang negatif. Dengan demikian, saya akan kembali terinspirasi dan termotivasi untuk kembali mengejar impian saya walaupun sempat gagal di tengah jalan.GAMPANG-GAMPANG SUSAH untuk melakukan hal ini. Tetapi ingat, awalnya hanya dari “perasaan” dan berkembang menjadi kebiasaan. Jika kita lakukan secara konsisten hal ini, maka ini dapat menjadi kebiasaan kita dan kita akan lebih mudah untuk merubah perasaan kita.

3. Merubah SUARA INTERNAL
Bayangkan ketika Anda menemani anak menonton film kartun dan mendengar suara Donald Duck yang khas “wekkk…wekkk…wekkk…”. Mungkin Anda akan turut tertawa atau tersenyum.Merubah suara interal berarti merubah suara yang bagi kita terasa tidak mengenakkan (misalkan umpatan, makian, teguran dari atasan, klien, konsumen, rekan kerja, teman, dlsbnya) menjadi suara yangterdengar lucu bagi kita. Suara yang terasa lucu bagi kita, misalkan suara Donald Duck yang khas, suara orang berbicara gagap / terputus-putus, suara pria yang dibuat mirip wanita, ataupun suara-suara lainnya yang menurutpengalaman Anda masing-masing lucu. Dengan demikian akan merubah suasana hati menjadi lebih positif dan bersemangat kembali.

4. Merubah ARTI
Anda mungkin pernah membaca di surat kabar bahwa tingkat pengangguran yang tinggi dan kehidupan ekonomi yang semakin sulit menyebabkan banyak orang bunuh diri.YES, Anda yang memberi arti terhadap hidup Anda. Jika si A menganggap dirinya miskin segala-galanya, tidur di kolong jembatan, tidak punya keluarga, makan dari sisa-sisa pemberian orang, dihina orang, cacat fisik, dsbnya, kira-kira menurut Anda apakah yang akan dilakukan oleh si A? Lebih mungkin dia akan mengambil jalan pintas untuk bunuh diri.Tetapi bandingkan dengan si B, dengan kondisi yang sama, tetapi dia memberi arti lain bagi hidupnya. “Hari-hari seperti ini sudah cukup. Saya harus mau berusaha lebih keras dan menghargai diri saya sehingga orang lain mau menghargai saya juga.” Dengan arti yang diberikan oleh si B, kemungkinan dia untuk maju akan lebih terbuka.

5. Merubah SUASANA
Pelatihan di alam terbuka akan membawa suasana dan hasil yang berbeda dibandingkan dengan pelatihan di dalam ruangan. Tempat dan suasana yang berbeda dari rutinitas sehari-hari bisa memberikan dampak yang berbeda.Contoh : jika sehari-hari berada dan bekerja di kantor, maka cobalah pada hari libur untuk mencari suasana yang berbeda. Ini berguna untuk menyegarkan kembali suasana hati kita dan untuk pemulihan sel-sel tubuh (fisik) kita.Staff saya bahkan menyempatkan diri di sela-sela kesibukannya untuk bersantai dan merubah suasana hati di lounge airport terminal internasional J Dengan begitu, menurut pengakuannya, sekembalinya daritempat tersebut, suasana hati menjadi lebih bersemangat dan positif. Entah mengapa? Mungkin ada pengalaman yang menyenangkan / positif yang berhubungan dengan tempat tersebut.Sayapun suka membawa staff saya untuk pelatihan di alam terbuka (enam bulan sekali). Terbukti, bahwa setelah kembali dari pelatihan, semangat dan motivasi menjadi lebih terpacu. Silahkan dicoba!

6. Merubah INPUT
Ketika Anda bersama keluarga menonton acara televisi : BUSER, PATROLI, SERGAP, SMACK DOWN, dlsbnya, kira-kira apa komentar umum yang terlontar? “Koq, para penjahat tambah sadis ya?”, “Koq kota kita tambah ga aman ya?”, “Koq orang-orang jadi pada ga punya hati nurani ya?”. Akibatnya apa? Pikiran yang negatif mempengaruhi perasaan kita menjadi negatif.Ubah perasaan kita menjadi positif dengan mendengarkan lagu-lagu perjuangan, motivasi : I Have A Dream – Westlife, The Power Of The Dream – Celine Dion, We Are The Champion – Queen, dlsbnya. Baca buku-buku motivasi dan pengembangan diri. Bacanya jangan `Lampu Merah’ melulu. :) Ikut seminar, klub, organisasi, kursus untuk pengembangan kepribadian dan bersosialisasi.Dengan mengubah input yang masuk, kita memprogram ulang pikiran dan perasaan kita untuk menjadi lebih baik.

Kisah Malaikat Jibril AS dengan Kerbau, Kelelawar serta Cacing tentang rasa syukur

Suatu hari Allah SWT memerintahkan malaikat Jibri AS untuk pergi menemui salah satu makhluk-Nya yaitu kerbau dan menanyakan pada si kerbau apakah dia senang telah diciptakan Allah SWT sebagai seekor kerbau. Malaikat Jibril AS segera pergi menemui si Kerbau.
Di siang yang panas itu si kerbau sedang berendam di sungai. Malaikat Jibril AS mendatanginya kemudian mulai bertanya kepada si kerbau, “hai kerbau apakah kamu senang telah dijadikan oleh Allah SWT sebagai seekor kerbau”. Si kerbau menjawab, “Masya Allah, alhamdulillah, aku bersyukur kepada Allah SWT yang telah menjadikan aku sebagai seekor kerbau, dari pada aku dijadikan-Nya sebagai seekor kelelawar yang ia mandi dengan kencingnya sendiri”. Mendengar jawaban itu Malaikat Jibril AS segera pergi menemui seekor kelelawar.
Malaikat Jibril AS mendatanginya seekor kelelawar yang siang itu sedang tidur bergantungan di dalam sebuah goa. Kemudian mulai bertanya kepada si kelelawar, “hai kelelawar apakah kamu senang telah dijadikan oleh Allah SWT sebagai seekor kelelawar”. “Masya Allah, alhamdulillah, aku bersyukur kepada Allah SWT yang telah menjadikan aku sebagai seekor kelelawar dari pada aku dijadikan-Nya seekor cacing. Tubuhnya kecil, tinggal di dalam tanah, berjalannya saja menggunakan perutnya”, jawab si kelelawar. Mendengar jawaban itu pun Malaikat Jibril AS segera pergi menemui seekor cacing yang sedang merayap di atas tanah.
Malaikat Jibril AS bertanya kepada si cacing, “Wahai cacing kecil apakah kamu senang telah dijadikan Allah SWT sebagai seekor cacing”. Si cacing menjawab, ” Masya Allah, alhamdulillah, aku bersyukur kepada Allah SWT yang telah menjadikan aku sebagai seekor cacing, dari pada dijadikaan-Nya aku sebagai seorang manusia. Apabila mereka tidak memiliki iman yang sempurna dan tidak beramal sholih ketika mereka mati mereka akan disiksa selama-lamanya”.

Sepenggal kisah Iblis

Dalam sebuah kitab karangan Imam al-Ghazali menyebutkan bahawa iblis itu sesungguhnya namanya disebut sebagai al-Abid (ahli ibadah) pada langit yang pertama, pada langit yang keduanya disebut az-Zahid. Pada langit ketiga, namanya disebut al-Arif. Pada langit keempat, namanya adalah al-Wali. Pada langit kelima, namanya disebut at-Taqi. Pada langit keenam namanya disebut al-Kazin. Pada langit ketujuh namanya disebut Azazil manakala dalam Luh Mahfudz, namanya ialah iblis.
Dia (iblis) lupa akibat urusannya. Maka Allah S.W.T telah memerintahkannya sujud kepada Adam. Lalu iblis berkata, “Adakah Engkau mengutamakannya daripada aku, sedangkan aku lebih baik daripadanya. Engkau jadikan aku daripada api dan Engkau jadikan Adam daripada tanah.”
Lalu Allah S.W.T berfirman yang maksudnya, “Aku membuat apa yang aku kehendaki.” Oleh kerana iblis memandang dirinya penuh keagungan, maka dia enggan sujud kepada Adam A.S kerana bangga dan sombong.
Dia berdiri tegak sampai saatnya malaikat bersujud dalam waktu yang berlalu. Ketika para malaikat mengangkat kepala mereka, mereka mendapati iblis tidak sujud sedang mereka telah selesai sujud. Maka para malaikat bersujud lagi bagi kali kedua kerana bersyukur, tetapi iblis tetap angkuh dan enggan sujud. Dia berdiri tegak dan memaling dari para malaikat yang sedang bersujud. Dia tidak ingin mengikut mereka dan tidak pula dia merasa menyesal atas keengganannya.

Kemudian Allah S.W.T merubahkan mukanya pada asalnya yang sangat indah cemerlangan kepada bentuk seperti babi hutan. Allah S.W.T membentukkan kepalanya seperti kepala unta, dadanya seperti daging yang menonjol di atas punggung, wajah yang ada di antara dada dan kepala itu seperti wajah kera, kedua matanya terbelah pada sepanjang permukaan wajahnya. Lubang hidungnya terbuka seperti cerek tukang bekam, kedua bibirnya seperti bibir lembu, taringnya keluar seperti taring babi hutan dan janggut terdapat sebanyak tujuh helai.
Setelah itu, lalu Allah mengusirnya dari syurga, bahkan dari langit, dari bumi dan ke beberapa jazirah. Dia tidak akan masuk ke bumi melainkan dengan cara sembunyi. Allah S.W.T melaknatinya sehingga ke hari kiamat kerana dia menjadi kafir. Walaupun iblis itu pada sebelumnya sangat indah cemerlang rupanya, mempunyai sayap emapt, banyak ilmu, banyak ibadah serta menjadi kebanggan para malaikat dan pemukanya, dan dia juga pemimpin para malaikat karubiyin dan banyak lagi, tetapi semua itu tidak menjadi jaminan sama sekali baginya.
Ketika Allah S.W.T membalas tipu daya iblis, maka menangislah Jibril A.S dan Mikail. Lalu Allah S.W.T berfirman yang bermaksud, “Apakah yang membuat kamu menangis?” Lalu mereka menjawab, “Ya Allah! Kami tidaklah aman dari tipu dayamu.”
Firman Allah bagi bermaksud, “Begitulah aku. Jadilah engkau berdua tidak aman dari tipu dayaku.”
Setelah diusir, maka iblis pun berkata, “Ya Tuhanku, Engkau telah mengusir aku dari Syurga disebabkan Adam, dan aku tidak menguasainya melainkan dengan penguasaan-Mu.”
Lalu Allah berfirman yang bermaksud, “Engkau dikuasakan atas dia, yakni atas anak cucunya, sebab para nabi adalah maksum.”
Berkata lagi iblis, “Tambahkanlah lagi untukku.” Allah berfirman yang maksudnya, “Tidak akan dilahirkan seorang anak baginya kecuali tentu dilahirkan untukmu dua padanya.”
Berkata iblis lagi, “Tambahkanlah lagi untukku.” Lalu Allah berfirman dengan maksud, “Dada-dada mereka adalah rumahmu, engkau berjalan di sana sejalan dengan peredaran darah.”
Berkata iblis lagi, “Tambahkanlah lagi untukku.” Maka Allah berfirman lagi yang bermaksud, “Dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukan yang berjalan kaki, ertinya mintalah tolong menghadapi mereka dengan pembantu-pembantumu, baik yang naik kuda mahupun yang berjalan kaki. Dan berserikatlah dengan mereka pada harta, iaitu mendorong mereka mengusahakannya dan mengarahkannya ke dalam haram.”
“Dan pada anak-anak, iaitu dengan menganjurkan mereka dalam membuat perantara mendapat anak dengan cara yang dilarang, seperti melakukan senggama dalam masa haid, berbuat perkara-perkara syirik mengenai anak-anak itu dengan memberi nama mereka Abdul Uzza, menyesatkan mereka dengan cara mendorong ke arah agama yang batil, mata pencarian yang tercela dan perbuatan-perbuatan yang jahat dan berjanjilah mereka.” (Hal ini ada disebutkan dalamsurah al-Isra ayat 64 yang bermaksud : “Gerakkanlah orang yang engkau kuasai di antara mereka dengan suara engkau dan kerahkanlah kepada mereka tentera engkau yang berkuda dan yang berjalan kaki dan serikanlah mereka pada harta dan anak-anak dan berjanjilah kepada mereka. Tak ada yang dijanjikan iblis kepada mereka melainkan (semata-mata) tipuan.”